Bisidamu - Menurut orang asing, pembajakan di Indonesia mencapai 87%. Siapakah orang asing itu?
Berikut ini dari situs Nationmaster yang menyatakan bahwa pembajakan software di Indonesia menempati posisi ke 12 dari berbagai negara di dunia.
Data ini bisidamu akses pada hari Senin, 11 Februari 2013.
Statement itu dikatakan oleh Dirjen Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM, Ahmad Ramli di detik.com. Beberapa hal yang mendasari ketidak setujuan dengan data tersebut adalah sebagai berikut:
- Industri perbankan dan telekomunikasi tidak mungkin memakai software bajakan karena terkait dengan stabilitas dan keamanan;
- Penggunaan secara perorangan dan instansi tidak boleh dibandingkan, karena mereka terlalu jauh berbeda;
- Kampus-kampus di Indonesia sudah banyak menggunakan kerjasama dengan vendor Software.
"Kampus sudah banyak yang bikin agreement dan sudah banyak yang membudayakan untuk beli software original. Jadi bisa dibilang, angka pembajakan itu relatif rendah saat ini. Kalau software sudah murah dan nggak ada yang beli, angkanya otomatis turun. Mungkin sekarang cuma 30%-40% saja", kata Ramli.
Menurut bisidamu, ada satu lagi alasan mengapa kita perlu memperdebatkan data tersebut, yaitu sudah banyak orang Indonesia yang memakai OS maupun Software berlisensi Gratis, khususnya anggota Komunitas Pengguna Linux Indonesia.
Test
BalasHapusTest Reply
HapusMenurut saya juga, pemakai software bajakan cuman perseorangan saja karena ketidakmampuan untuk membeli soft tersebut.
BalasHapus